Thursday, September 30, 2010

Simpang Lima

Simpang lima bisa dikatakan sebagai pusat dari kota semarang. Mengapa? kalau kita lihat dari titik temu jalan penting di semarang, semua tertuju pada kawasan simpang lima. Jalan yang bertemu di simpang lima adalah jalan Pahlawan, Pandanaran, Ahmad Yani, Pahlawan, dan Gajah Mada.
Alun-Alun Simpang lima
Simpang lima merupakan alun-alun yang dimiliki oleh kota Semarang sejak masa pemerintahan Adipati Semarang yang pertama. Pembangunan alun-alum tersebut juga merupakan usulan dari presiden RI pertama yaitu Bung Karno. Alun-alun Simpang Lima berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan mulai malam hari. Jika kita berkunjung ke Simpang Lima pada malam hari banyak sekali terdapat pedagang yang menjajakan mulai dari makan, mainan, aksesoris, perlengkapan sekolah, hewan piaraa, dan lain-lain. Alun-alun simpang lima juga sangat sering digunakan sebagai tempat acara konser-konser band.
Simpang Lima malam hari
Disekitar lapangan terdapat bangunan-bangunan megah seperti pusat perbelanjaan dan hotel-hootel berbintang seperti Hotel Ciputra, Hotel Horison, Hotel Graha Santika, Mall Ciputra, E Plaza, Plaza Simpang Lima, Ramayan. Dengan adanya bangunan tersebut menunjukkan semakin tegasnya Simpang Lima sebagai pusat keramaian. Silahkan berkunjung di kawasan Simpang Lima, anda akan menemui keramaian bersama dengan orang-orang yang ingin menyegarkan diri setelah penat bekerja berhari-hari, terutama pada hari Sabtu dan Minggu.

Nuwun...

Lawang Sewu

Bangunan kuno yang dikenal sebagai bangunan bersejarah dan memiliki nilai magis. Berdiri kokoh di pusat kota Semarang kawasan Tugu Muda yang sekarang sering dijadikan sebagai tempat nongkrong anak muda pada malam hari (ya kalo siang g mungkin, soalnya tugu muda kalo siang kan panas banget bang). Benar sekali, kota Semarang memang memiliki suhu udara yang panas, maklum karena dekat laut. Maka dari itu jika berkunjung ke Semarang memang lebih enak kalo malam hari, lagi pula pada siang hari juga sering macet, kendaraan yang semakin padat dibarengi dengan kesibukan kerja.
Lawang Sewu
Kebanyakan orang jika mendengar Lawang Sewu pasti pada mikir kalau itu tempat angker.(mungkin juga sih). Namun sekarang lawang sewu juga difungsikan sebagai katar PT. KAI dan dinas perhubungan. Namun karisma lawang sewu sebagai tujuan wisata utama di kota semarang tidak pudar. Lawang sewu tetap menarik wisatawan untuk berkunjung. Dulu pada jamannya mbah Harto(Presiden RI pada jaman Orba), sempat lawang sewu akan dibeli oleh kelurga cendana untuk dijadikan sebagai hotel berbintang. Nah, apa jadinya coba kalau niatan itu benar-benar terjadi. Namun karena ridho Allah SWT, lawag sewu tetap berdiri kokoh(jiaahh..).
Tapi bagaimana sih qo bisa dikatakan sebagai lawang sewu? Ya itu karena di bangunan lawang sewu terdapat lawang (dalam bahasa Indonesianya "pintu" ) yang sangat buanyak. Sehingga dinamakan lawang sewu.
Kenapa lawang sewu sangat kental dengan kata "angker"? Dulu pada jaman perjuangan, terdapat sekumpulan pemuda yang doyan memperjuangkan bangsa kita walaupun nyawa taruhannya, mereka menamakan dirinya sebagai "Angkatan Muda Kereta Api" yang melawan bangsa Jepang atau tentara Kido Buati. Dibangunan lawang sewu itulah terjadi pembantaian dan penyiksaan yang kabarnya memakan nyawa tidak sedikit, artinya banyak.
Lawang sewu mulai dibangun pada tahun 1903 dan diresmikan pada 1 Juli 1907. Bangunan tesebut telah termasuk dalam 102 bangunan bersejarah yang wajib dilindungi. Lawang sewu memiliki menara kembar model gotic pada sisi kanan dan kiri gerbang utama. Bangunan berbentuk memanjang ke belakang yang semakin menegaskan kekokohan dan kemegahan bangunan tersebut.
Tidak hanya itu wisata yang terdapat di kota Semarang. Berkunjunglah di kota yang memiliki aneka jenis makanan khasnya ini.

Nuwun...

Monday, September 27, 2010

Asal Usul Semarang

Dahulu terdapat seorang bangsawan  dan ulama  yang ahli dalam agama Islam. Beliau hidup di kerajaan Demak, yangs selain sebagai ulama juga sebagai bangsawan kerajaan yang sangat disegani oleh masyarakat. Raden Made Pandan namanya. Ia memiliki anak bernama Raden Pandanaran yang dikenal baik, jujur, ramah, sopan, dan juga hormat pada orang tua.
Pada suatu hari Raden Made Pandan mengajak Raden Pandanarang beserta pengawalnya untuk keluar dari wilayah Kasultanan. Sampailah rombongan pada daerah yang subur. Ditempat itu Raden Made Pandan mendirikan sebuah rumah, dan juga mendirikan sebuah pondok pesantren untuk menyebarkan agama Islam.
Pada suatu hari Raden Made Pandan merasa bahwa dirinya akan dipanggil oleh Allah SWT. Dengan segera Raden Made Pandan memberikan wasiat yang diberikan kepada Raden Pandanarang yang isinya, "Anakku, jika aku mati, teruskanlah perjuangan kita mentebarkan agama Islam. Jangan sekali-kali kau tinggalkan daerah ini. Berpegang teguhlah kepada ajaran para wali. Insyaallah kelak hidupmu menjadi mulia, selamat dunia akhirat".
Raden Pandanarang selalu teringat wasiat yang disampaikan oleh ayahnya tersebut, dan dijalankanlah apa yang telah diminta oleh mendiang ayahnya.
Pada suatu hari ketika Raden Pandanarang sedang menggarap sawah bersama para pengiringnya, mereka menemukan keanehan pada tumbuhnya pohon asem yang berjauhan (dalam bahasa jawa disebut arang). Raden pun keheranan, padahal tanah ini sangat subur, tapi mengapa mereka tumbuh berjauhan? salah satu pengiring pun membenarkan pernyataan Raden.
Kemudian Raden Pandanarang pun berkata, "Kalau begitu ku namakan tempay ini SEMARANG( yang berasal dari kata asem yang arang).

Saturday, September 4, 2010

Stadion Manahan Solo

Stadion Manahan Solo merupakan stadion kebanggan para laskar samber nyowo atau Pasoepati saat ini. Stadion yang merupakan kandang dari tim sepak bola PERSIS Solo. Banyak sejarah persebakbolaan tanah air kita terjadi di stadion tersebut. Stadion Manahan tergolong sebagai Stadion megah di Indonesia bahkan sebagai stadion termegah di Indonesia sebelum dibangun stadion-stadion yang begitu banyak sekarang ini, sehingga sering digunakan sebagai ajang kompetisi  olahraga Indonesia.
Stadion Manahan Solo

Fasilitas olahraga lain yang terdapat pun cukup memadai dan halaman parkir yang sangat luas. Seperti arena lari yang terdapat di sekeliling lapangan hijau, tempat jogging, dan arena para pencinta sketer yang telah disediakan. Halaman luar Stadion pun juga sering digunakan sebagai arena balap Road Race motor bebek. Lokasi dari stadion ini sangat strategis dan mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum.
Tribun penonton yang memiliki kapasitas mencapai 20.000 penonton bahkan bisa lebih.

Thursday, September 2, 2010

Pasar Gede Solo

Pasar Gede atau dalam bahasa Indonesianya adalah pasar besar. Pasar gede terletak di kelurahan Sudiroprajan kecamatan Jebres Solo. Bentuk bangunan ini memiliki gaya arsitektur jawa yang masih kental. Dengan tampilan depannya yang memiliki khas seperti sebuah benteng yang panjang dan lebar dan masih mengadopsi bangunan pada masa kolonial dengan tembok besar dan kokoh dan memiliki kolong-kolong.
Pasar Gede sesungguhnya bernama pasar Harjonegoro yang dibangun pada masa pemerintahan Sinuhun Pakubuwono X tahun 1930. Bangunan ini didirikan diatas tanah miliki pemerintah Surakarta seluas 6.971 meter persegi. Pada tanggal 28 April 2000 terjadi tragedi yang mengakibatkan terbakarnya pasar Gede. Namun pada tahun 2001, pasar Gede kembali dibangun dengan arsitektur yang tetap sama seperti aslinya oleh pemerintah kota Surakarta.
Pasar Gede (Harjonegoro)
Pasar Gede terdiri dari 2 sisi:
Pada bagian barat terdiri dari pedagang buah-buahan dan pasar hias dan pada bagian Timur terdiri dari dagangan kebutuhan sehari-hari dan macam-macam pengan khas kota Solo.

Pasar Klewer Solo

Ketika kita mendengar nama pasar Klewer pasti sebagian besar orang langsung tertuju pada kota Solo. Ya, memang benar. Pasar ini memang berada di kota Solo karisidenan Surakarta. Di tempat ini kigta dapat berbelanja pakaian yang terutama sangat terkenl sebagai pusat perdagangan  textile. Pasar ini merupakan pasar terbesar di kota Solo dan sekitarnya, dan sangat terkenal di negara republik Indonesia ini. Pedagang pasar Klewer sebagian besar dulunya berasal dari pasar Slompretan yang dulunya dikenal dengan nama pasar Secoyudan yang terletak di kelurahan Gajahan pasar Kliwon. Pasar Klewer terletak di jalan DR. Rajiman yang didirikan diatas tanah seluas 12.950 meter persegi. Tanah yang merupakan ekswapraja/ pasar Slompretan yang kemudian dikuasai pemerintah Surakarta dan memiliki hak milik. Pasar ini sangat dekat letaknya dengan keraton Mangkunegaran dan masjid Agung Mangkunegaran. Sehingga dari segi transportasinya sangat mudah di akses.
Gapura pasar Klewer
Pasar Klewer didirikan dalam dua tahap, tahap pertama diresmikan oleh bapak presiden penguasa orde lama yakni Bapak Suharto pada tanggal 9 Juni 1971. Dan pada tahap dua diresmikan pada tanggal 27 Desmber 1986 oleh H. Ismail Gubernur Jawa Tengah pada saat itu. Harga barang-barang textile di pasar ini pun terkenal sangat murah. Sehingga banyak pedagang yang berbelanja dalam jumlah banyak untuk diperjual belikan kembali di wilayah lain dengan income yang lebih tinggi.

Pasar Klewer Solo

Wednesday, September 1, 2010

Sungai Bengawan Solo

Sungai Bengawan Solo memilki banyak sejarah yang dapat menarik perhatian banyak orang, terutama dengan panjangnya yang mencapai 548,53 km. Sungai ini menyusuri dua provinsi, yaitu provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sungai ini sering dijadikan oleh para wisatawan sebagai salah satu tujuan objek wisatanya. Mulai dari mengarung menggunakan perahu getek bambu seperti kisah sejarah yang dilakukan oleh Joko Tingkir pada jaman dahulu. Sungai ini melewati beberapa ibu kota yaitu Wonogiri, Pacitan, Sukoharjo, Klaten, Solo, Ngawi, Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan berakhir muara di Gresik.
Menurut sejarah jaman dulu, Bengawan Solo bermuara di wilayah Gunung Kidul, tepatnya di tepi pantai Sadeng. Namun karena pergeseran bumi yang mengakibatkan pulau Jawa terangkat dan  aliran dari bengawan Solo berbelok ke arah utara. Bukti tersebut masih ada di Gunung Kidul walaupun sekarang menjadi daerah batuan kapur. Bengawan Solo merupakan sumber kehidupan yang sangat penting. Terbukti di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo banyak sekali ditemui situs-situs hasil peninggalan purbakala seperti penemuan fosil manusia purba. Diantaranya di temukan di daerah desa Trinil, kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sangiran dan Ngandong Surakarta Jawa Tengah. Dan sekarang di daerah Sragen karisidenan Surakarta terdapat museum peninggalan jaman prasejarah Sangiran.
Getek di Bengawan Solo

Sungai Bengawan Solo juga semakin terkenal dengan adanya lagu berjudul "Bengawan Solo", karya Gesang. Para wisatawan dapat menikmati keindahan sungai Sengawan Solo, dengan menyewa perahu getek yang di sewakan oleh warga sekitar yang biasa digunakan untuk menjala ikan. Tarifnya pun tentu disesuaikan dengan jarak tempuh. Dengan menaiki perahu getek kita dapat melihat tebing-tebing yang indah disisi-sisi sungai, dan pepohonan yang rimbun di daerah hutan yang masih belum begitu terjamah tangan manusia, sekaligus kita dapat merasakan kisah sejarah Joko Tingkir yang bergelar raja Hadi Wijaya yang merupakan pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Pajang. Setiap awal tahun kita juga dapat menikmati kebudayaan Solo yang masih terjaga yaitu Larung Getek Joko Tingkir.
Wisatawan tidak dipungut biaya untuk menyaksikan tradisi ini. Akses transportasinya pun sangat mudah. Dan wisata ini juga tidak jauh dari wisata lain yaitu taman satwa Taru Jurug.
Welcome to Solo kota budaya

Wisata Masjid Al Wustho Mangkunegaran Solo

Sebahagian besar dari bangunan istana yang berada di pulau Jawa terdapat tempat ibadahnya. Seperti pada keraton Mangkunegaran ini, terdapat sebuah bangunan masjid yang bernama masjid Al wustho. Pendirian masjid ini di prakarsai oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara I. Dulunya masjid ini biasa disebut dengan masjid Mangkunegaran. Namun pada tahun 1945, seorang Raden Tumenggung yang merupakan penghulu masjid mangkunegaran memberi tambahan nama Al Wustho pada masjid tersebut (yang sampai saat ini belum diketahui alasan maupun sejarah pemberian nama tersebut.
Keraton Mangkunegaran
Pembangunan masjid yang berada disekitar lingkungan keraton Mangkunegaran dimaksudkan sebagai  Pranotogomo yang berarti kerajaan tidak hanya dimaksudkan sebagai pusat pemerintahan namun juga sebagai pelaksanaan syiar agama tentunya. Dahulu masjid ini terletak di daerah kauman sekitar pasar legi, namun dirasa terlalu jauh dari keraton maka dipindah di sekitar wilayah keraton. Sebelumnya masjid Al Wutho ini hanya digunakan sebagai tempat peribadahan keluarga keraton, namun dengan seiring dengan perkembangan masyarakat akhirnya dapat digunakan oleh masyarakat umum. 
Pada masa KGPAA Mangkunegara IV, terjadi pemugaran secara besar-besaran yang melibatkan arsitektur Perancis. Yang juga turut serta terjadi pemugaran dan pembangunan infrastruktur kota, seperti pemugaran pasar legi dan pasar Pon serta pembangunan stadion Manahan. Jika dilihat dari segi umumnya, bentuk dari masjid Demak yang pada kubahnya berbentuk tumpang dan terdapat serambinya.
Masjid Al Wustho Mangkunegaran
Pada salah satu sisi masjid terdapat Maligin yang biasa digunakan sebagai tempat khitan paraputra kerabat keraton Mangkunegaran. Dan pada sisi selatan terdapat menara yang digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan yang dibangun pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegaran VII.
Lokasi dari masjid ini berada di kecamatan banjarsari kota Surakarta, Jawa Tengah. Untuk transportasinya sangatlah mudah karena berada di pusat kota. Sangat dekat dengan jalan utama yaitu Jalan Slamet Riyadi. Aksesnya pun sangat dekat jika dari keraton Mangkunegaran itu sendiri, hanya berjarak sekitar 100 meter kita dapat mengakses masjid tersebut. Bahkan juga sangat murah karena tidak dipungut biaya akomodasi untuk masuk ke masjid tersebut.
Jika anda berasal dari luar Kota, anda dapat menginap di hotel sekitar yang juga banyak tersedia disana. Silahkkan berkunjung dan selamat menikmati pesona Solo kota budaya.


Advertise