Korban jiwa dalam bencana gempa dan Tsunami Jepang tahun 2011 ini mencapai 10 ribu jiwa. Menurut perdana mentri Jepang Naoto Kan, ini lebih parah jika dibandingkan dengan keadaan setelah perang dunia ke dua. Di daerah Rikusentakata, yang merupakan kota pelabuhan, ada sekitar 20 ribu orang hilang tersapu tsunami.
Sementara itu menurut Juru Bicara Kepolisian, di daerah Jepang bagian selatan, tepatnya di Prefektur Miyagi, diperkirakan lebih dari 10 ribu orang meninggal dunia. Sampai saat ini baru 379 warga Miyagi yang secara resmi dikonfirmasi meninggal dunia. Lalu pada hari Minggu ini, 200 mayat ditemukan di daerah pantai. Sedangkan di kota Minamisanrikucho, 10 ribu orang tidak terdengar kabarnya setelah tsunami terjadi. Jumlah tersebut mencapai dua pertiga populasi kota tersebut.
Kondisi mengkhawatirkan juga dialami puluhan ribu warga Jepang yang selamat dari tsunami, sudah tiga hari mereka kekurangan air,
listrik dan makanan. Itu karena setidaknya 1,4 juta rumah tidak dialiri air dan 1,9 juta tidak dialairi listrik.
Hal yang makin mengkhawatirkan adalah setelah gempa terjadi, kerusakan dialami dua reaktor nuklir Jepang. Reaktor tersebut sangat potensial akan membuat radiasi dan kontaminasi.
Suhu udara di sekitar Jepang juga menuju titik beku. Kondisi ini memperparah warga Jepang yang berada di pengungsian, dengan baju serta selimut yang terbatas.
*VIVAnews
No comments:
Post a Comment