Thursday, October 14, 2010

Wasior "entah"

Sungai, gunung dan hamparan alam yang menjadi teman sekaligus suka cita mereka tak mampu lagi memberikan mereka keriangan. Hentakan bencana yang terjadi begitu dasyat yang meluluh lantahkan seluruh sarana yang telah mereka rintis dan kembangkan musnah tak berbekas begitu saja. Salah apakah mereka terhadap alam yang selalu memberikan penghidupan pada mereka.
Senin 4 Oktober 2010 pukul 08.00 WIT, menjadi nilai waktu yang mengerikan bagi para penduduk Wasior. Aliran sungai Sunduai yang tenang tiba-tiba menyapu dan menyeret seluruh bangunan tempat tinggal bahkan jalan pun tersapu begitu saja. Dan lumpur setinggi lebih dari satu meter yang menimbun semua keadaan.
Kiamat kecil yang tak satu pun dapat menghentikannya saat itu juga. Saudara mereka tinggal di Manokwari, Nabire dan sejumlah daerah terdekat menjadi tempat para saudara mereka yang mengalaminya. Dan sebagian dari mereka memilih untuk tetap tinggal karena sudah tidak memiliki harapan kembali yang ditemani dengan penyakit yang semakin mendekat.
BMKG mengatakan, kejadian ini tejadi karena anomali air yaitu curah hujan yang tinggi.Perkampungan di sekitar lereng pegunungan menjadikan perputaran angin lemah. Proses sirkulasi angin laut terjebak di Teluk Wondama. Lemahnya pergerakan angin itulah yang kemudian menyebabkan hujan terkonsentrasi penuh di teluk, sehingga intensitas hujan di sekitar pegunungan semakin tinggi.
Menurut berita yang saya baca di liputan 6, "kondisi kurang menguntungkan ini disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, kawasan regional yang dilalui garis khatulistiwa sedang menghadapi terjangan badai La Nina. Badai ini membawa banyak masa uap air dan hujan. Indonesia adalah salah satu negara yang terkena imbasnya karena dihimpit Samudra Hindia dan Samudra Pasifik."

Apakah ini bukti kemarahan alam atas tingkah para penghuni bumi? Mari kita berbenah diri atas semua keadaan ini. Jangan selalu menyalahkan pemerintah yang selalu dikatakan orang kita "Pemerintah tidak pecus menangani bencana alam". Itu keburukan masyarakat Indonesia, selalu menyalahkan orang lain tanpa berkaca pada diri mereka sendiri.

No comments:

Post a Comment

Advertise