Saturday, November 13, 2010

Cerita Rakyat Kota Surabaya

Pada jaman dahulu kala di perairan luas terjadi pertempuran kebat antara si hiu Sura dan buaya. Mereka saling bertarung untuk memperebutkan daerah kekuasaan untuk mendapatkan mangsanya. Keduanya bertarung tiada henti. Namun karena sama kuatnya, selama pertarungan tersebut tidak ada yang kalah maupun yang menang. Hingga akhirnya keduanya melakukan kesepakatan.
Sura si hiu berkata," Aku bosan terus menerus berkelahi dengan kamu tanpa ada hasil kemenangan dan tak ada di antara kita berdua yang kalah".
 Buaya pun juga mengatakan hal yang sama, "Aku juga. Apa yang harus kita lakukan?" tanya buaya
Sura memiliki rencana untuk menghentikan pertikaian mereka, dan berkatalah Sura si hiu kepada buaya.
" Untuk menghentikan pertempuran kita selama ini, sebaiknya kita menggunakan jalan tenaghnya saja. Aku berkuasa di daerah perairan dan kamu berkuasa di daerah daratan. Sehingga mangsa yang berada di laut adalah milikku dan mangsa di darat adalah milikmu. Sebagai batasnya adalah daerah yang di capai air laut pada saat pasang surut."
Dan Buaya pun menjawab, " Baiklah kalau begitu, aku setuju. Kita sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing."
Akhirnya kedua belah telah membuat kesepakatan dan mereka pun harus menghormati wilayah yang telah mereka sepakati.
Pada suatu hari Sura si hiu mencari mangsanya hingga ke sungai. Hiu melakukannya dengan diam-diam. Namun pada suatu ketika, Buaya memergoki Sura dan marah.
Buaya berkata," Hai Sura, apa yang telah kamu lakukan. Bukankah kita sudah sepakat untuk saling menghormati wilayah masing-masing dan mencari mangsa di wilayah yang telah kita sepakati berdua? Kau telah melanggar daerah kekuasaanku". Buaya marah.
Sura, "Melanggar kesepakatan? Wilayahku kan berada di tempat yang berair, bukan hanya di laut. Berarti sungai juga merupakan daerah kekuasaanku".
Buaya," Kamu sengaja kembali mencari gara-gara denganku?".
Sura," Tidak, alasanku cukup kuat terhadap kesepakatan kita".
Buaya, " Kau pikir aku bodoh, kau sengaja berusah membodohiku".
Sura, " Aku tak peduli apakah kau pintar atau bodoh, yang jelas daerah yang ada airnya adalah wilayahku".
Buaya," Kalau begitu kamu memang bermaksud untuk membodohiku. Kalau begitu kesepakatan kita gagal. Kita harus kembali bertarung hingga kita menemukan pemenangnya untuk menjadi penuasa tunggal wilayah ini".
Sura dengan sombongnya menjawab, "Baiklah aku tidak takut!!".
Pertarungan berlangsung sangat seru, hingga darah mereka bercampur jadi satu di air. Air pun berubah warna menjadi merah karena darah akibat luka yang terjadi akibat pertarungan itu. Dalam pertarungan itu Buaya mendapatkan luka gigitan dibagian pangkal ekornya sebelah kanan. Dan Sura pun mengalami luka di ekornya hingga nyaris teputus. Akhirnya Sura pun kembali ke laut dan Buaya bangga dengan kemenangannya dalam mempertahankan wilayahnya.
Cerita ini merupakan cerita rakyat Surabaya hingga akhirnya lambang dari kota Surabaya adalah Seekor buaya dan hiu Sura yang sedang bertarung.

No comments:

Post a Comment

Advertise