Tuesday, November 16, 2010

Asal Usul Keraton Kota Jogja

Ngayogya yang berarti menuju ke sebuah cita-cita yang aman dan sejahtera. Nama Ngayogya bukan diciptakan oleh pendiri keraton Ngayogyakarta hadiningrat atau Pangeran Hamengkubuwono I, namun Paku Buwana I raja ke-2 keraton Solo yang mencita-citakannya kurang lebih 37 tahun sebelumnya.

Situs pusat kerajaan keraton Mataram II yang pertama terletak di Ngeksigondo yang masih dapat kita lihat sisa bangunannya yang terbuat dari batui bata dan nama kawasan yang hingga kini masih digunakan seperti Banguntapan, Kanoman, Gedong Kuning, Gedong Kiwa, Gedong Tengen, bekas pemandian Warungbata, Winong, Sar Gedhe, kompleks makam Senopaten dan lainnya yang tersebar 1km utara hingga selatan kota Gedhe. Dan alas Paberingan yang terletak 5 km sebelah barat Ngeksigondo. Pada masa pemerintahan Panembahan Hanyakrawati dibangun menjadi hutan rekreasi raja berpagar keliling bambu(krapyak) untuk perburuan kijang yang dinamakan alas Krapyak. Disitu pula Hanyakrawati terluka parah hingga akhirnya wafat, dibunuh oleh pejabat istananya sendiri Pangeran Wiramanggala(Kyai Agen Bengkung). Karena peristiwa itulah Hanyakrawati dikenal sebagai Panembahan Seda Krapyak.
Konon menjelang akhir pemerintahan Sunan Amangkurat I Tegal Arum(1641-1677) mendapat wangsit bahwa alas Paberingan kejatuhan wahyu keraton. Sehingga ia bermaksud memindahkan keraton Ngeksigondo ke hutan tersebut. Kemudian dimulailah dengan membangun benteng keraton. Calon kraton ini akan dinamakan Garjitawati yang berarti osiking raos ingkang sejatis atau dalam bahasa Indonesianya "kata hati yang murni". Rencana tersebut tidak berlanjut karena keraton Mataram lebih dulu direbut pemberontak Trunojoyo yan didukung rakyat, menentang Amangkurat I yang mengakui bahwa kedaulatan penjajah Belanda dan bertindak kejam membantai 6000 santri Giri dan juga kerabat dekatnya sendiri. Dengan bantuan pasukan Banyumas dan Bagelen atau sekarang Kebumen, pemberontak Trunojoyo dapat ditumpas dan Amangkurat Jawa ( Pangeran Anom Amral) dengan gelar Amangkurat II (1677-1678). Kotaraja yang rusak di pindah ke Kreta( yang berarti aman sejahtera).
Setelahsatu tahun perjanjian Giyanti ditanda tangani padatahun 1755, Alas Paberingan di bangun secara bertahap menjadi kompleks keraton dan dinamakan keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, lengkap dengan taman-taman seperti Taman Sari, Kali Larangan untuk mengisi segaran dengan Pulau Kenanga di tengahnya yang dinamakan Yasa Kambang dan Panggung Krayak di luar benteng keraton seperti sekarang ini. Dan lakon arsitek yang diberi tugas untuk membangunnya adalah T Mangundipura.

No comments:

Post a Comment

Advertise